Kesehatan Mental
Pengetahuan tentang kesehatan mental berkembang secara luas di negara-negara maju, terutama dalam beberapa tahun belakangan ini. Di beberapa negara pembahasan kesehatan mental telah sampai pada tingkat mencari jalan pencegahan agar orang tidak menderita kegelisahan dan gangguan jiwa. Meskipun sering digunakan istilah kesehatan mental, namun pengertiannya masih kabur dan kurang jelas bagi orang awam.
Daradjat (1995:11) memberi definisi kesehatan mental, antara lain :
1. Kesehatan mental adalah terhindarinya seseorang dari gejala gangguan jiwa (neurose) dan gaejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
2. Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyeseuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyatakat serta lingukungan dimana ia hidup.
3. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat, dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan penyakit jiwa.
4. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa seta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem yang bisa terjadi, dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan dirinya.
Sedangkan menurut Bastaman (1995:132) mengutip pendapat Saparinah Sadli, guru besar Fakultas Psikologi UI tentang kesehatan mental, yaitu :
1. Orientasi klasik. Seseorang dianggap sehat jika ia tidak memiliki keluhan tertentu, seperti ; ketenangan, rasa lelah, cemas, rendah diri, atau perasaan tidak berguna, yang semuanya menimbulkan perasaan “sakit” atau “tidak sehat” serta mengganggu efisiensi aktivitas sehari-hari. Orientasi ini banyak dianut di lingkungan kedokteran.
2. Orientasi penyesuaian diri. Seseorang dianggap sehat secara psikologis, bila ia mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang lain serta lingkungan di sekitarnya.
3. Orientasi pengembangan potensi. Seseorang di anggap sehat, bila ia mendapat kesempatan untuk mengambangkan potensinya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain serta dirinya sendiri.
Dari pelbagai definisi diatas, dapat disimpulkan, bahwa kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana ia tidak mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri serta dengan lingkungannya, serta mampu mengembangkan potensi yang dia miliki secara harmonis dan seimbang.
Adapun gangguan atau penyakit jiwa di masyarakat antara lain :
1. Fobia, yaitu rasa takut yang tidak rasional dan tidak realistis, yang bersangkutan tahu dan sadar benar akan ketidakrasionalannya dan ketidakbenarannya, namun ia tidak mampu mencegah dan mengendalikan diri dari rasa takut itu.
2. Obsesi, yaitu corak pikiran yang sifatnya terpaku(persistent) dan berulangkali muncul. Yang bersangkutan tahu benar akan kelainan pikirannya itu, namun ia taidak mampu mengalihkan pikirannya pada masalah lain dan tidak mampu mencegah munculnya pikiran itu yang selalu timbul berulang-ulang.
3. Kompulsi, yaitu suatu pola tindakan atau perbuatan yang diulang-ulang. Yang bersangkutan tahu benar bahwa perbuatan mengulang-ulang itu tidak benar dan tidak rasional, namun yang bersangkutan tidak mampu mencegah perbuatannya sendiri. (Hawari, 1995:253)
Kategori atau Penggolongan Kesehatan Mental :
1. Gangguan Sematofarm
Gejalanya bersifat fisik, tetapi terdapat dasar organik dan faktor-faktor psikologis.
2. Gangguan Disosiatif
Perubahan sementara fungsi-fungsi kesadaran, ingatan atau identitas yang disebabkan masalah emosional.
3. Gangguan Psikoseksual
Termasuk masalah identitas seksual (impoten, ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.
4. Kondisi yang tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa
Mencakup banyak masalah yang dihadapi orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang tua, perlakuan kejam pada anak.
5. Gangguan Kepribadian
Pola perilaku maladaptif yang sudah menahun yang merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak tepat dalam mengatasi stres atau pemecahan masalah.
6. Gangguan yang terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif, emosi pada anak-anak, gangguan dalam hal makan.
7. Gangguan Jiwa Organik
Terdapat gejala psikologis langsung terkait dengan luka pada otak atau keabnormalan lingkungan biokimianya sebagai akibat dari usia tua.
8. Gangguan penggunaan zat-zat
Penggunaan alkohol berlebihan, obat bius, insulin, anfetamin, kokain dan obat-obatan yang mengubah perilaku.
9. Gangguan Skizofrenik
Serangkaian gangguan yang dilandasi dengan hilangnya kontak dengan realitas, sehingga pikiran, persepsi, dan perilaku menjadi kacau.
10. Ganguan Paranoid
Gangguan yang ditandai dengan kecurigaan dan sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.
11. Gangguan Afektif
Gangguan suasana hati (mood) yang normal, penderita mungkin mengalami depresi yang berat, gembira yang abnormal, dan berganti antara saat gembira dan depresi.
12. Gangguan Kecemasan
Gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala utama atau rasa cemas dialami bila individu tidak menghindari situasi-situasi tertentu yang ditakuti.
No comments:
Post a Comment