Saturday, May 4, 2013
LOGO TERAPI
A. Pengertian
Logoterapi
secara bahasa berasal dari kata logos dari
bahasa Yunani yang berarti “makna”. Logoterapi dapat dikatakan sebagai upaya
eksistensial untuk menjalani kehidupan secara sehat melalui makna-makna
kehidupan dari pribadi atau diri manusia. Keinginan mencari makna hidup
merupakan dasar utama dari aliran psikologi legoterapi. Legoterapi dikembangkan dan divalidasi oleh Victor Frankl
telah dikenal sebagai “Aliran Wina ketiga” setelah Freud dan Adler. Tiga asas utama dalam logoterapi adalah : Hidup itu
memiliki makna (arti) dalam setiap situasi, bahkan dalam penderitaan dan
kepedihan sekalipun. Makna adalah sesuatu yang dirasakan penting, benar,
berharga dan didambakan serta memberikan nilai khusus bagi seseorang dan layak
dijadikan tujuan hidup.
Setiap manusia memiliki kebebasan – yang hampir tidak terbatas –
untuk menentukan sendiri makna hidupnya. Dari sini kita dapat memilih makna
atas setiap peristiwa yang terjadi dalam diri kita, apakah itu makna positif
atupun makna yang negatif. Makna positif ini lah yang dimaksud dengan hidup bermakna.
Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mangambil sikap terhadap
peristiwa tragis yang tidak dapat dielakkan lagi yang menimpa dirinya sendiri
dan lingkungan sekitar. Contoh yang jelas adalah seperti kisah Imam Ali
diatas, ia jelas-jelas mendapatkan musibah yang tragis, tapi ia mampu memaknai
apa yang terjadi secara positif sehingga walaupun dalam keadaan yang seperti
itu Imam tetap bahagia.
Logoterapi merupakan salah satu metode konseling dimana pasien dibantu
untuk menemukan nilai-nilai baru dan mengembangkan filosofi konstruktif dalam
kehidupannya. Oleh karena itu, seorang logoterapis tidaklah mengobati
gejala-gejala yang tampak pada klien secara langsung, akan tetapi mengadakan
perubahan sikap neurotik pasien terlebih dahulu. Pasien bertanggung jawab pada
dirinya sendiri dan logoterapis memberikan dorongan untuk memilih, mencari, dan
menemukan sendiri maksa konkrit dari eksistensi pribadinya. Seorang logoterapis
membantu klien untuk menyusun tiga macam niallai yang akan memberi arti pada
eksistensi, yaitu :
1. Creative
Values (nilai-nilai kreatif)
Nilai-nilai ini tercerminkan dari
kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban
sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab.
2. Experiential Values (nilai-nilai penghayatan)
Nilai-nilai ini tercermin dari
keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, keindahan,
keimanan, dan keagamaan, serta cinta kasih.
3. Attitudinal
Values (nilai-nilai bersikap)
Nilai-nilai ini tercermin dari
menerima dengan penuh ketabahan, kesabaran, dan keberanian segala bentuk
penderitaan yang tidak mungkin dielakkan lagi.
B. Landasan Utama Logoterapi
Logoterapi mempunyai tiga landasan filsafat, yakni :
1. The freedom of will:
kebebasan tetapi terbatas, bukan kebebasan dari sesuatu tetapi kebebasan
mengambil sikap terhadap sesuatu. Kebebasan yang dimaksud di sini adalah
kebebasan yang bertanggungjawab.
2. The will to meaning :
merupakan motivasi dasar manusia. Yang dimaksudkan dengan keinginan untuk
bermakna adalah : tertuju kepada hal-hal yang berada di luar diri manusia
tersebut, bukan berpusat pada diri sendiri (self-centered)
3. The meaning of life :
dapat ditemukan oleh manusia dalam kehidupannya, termasuk pada saat mengalami
penderitaan (rasa bersalah, sakit, kematian). Makna hidup setiap orang sifatnya
unik, personal, spesifik, dan temporer. Makna hidup tidak dapat diberikan oleh
siapapun, jadi harus ditemukan oleh diri sendiri.
C. Eksistensi
manusia menurut Logoterapi ditandai oleh :
1. Spiritualitas.
Spiritualitas adalah suatu konsep
yang sulit dirumuskan, tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan
istilah-istilah material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun
tidak dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu
2. Kebebasan.
Adanya suatu keadaan dimana manusia
tidak didikte oleh faktor-faktor non spiritual, insting, warisan kita yang
khusus atau kondisi lingkungan.
3. Tanggung jawab.
Tidak cukup merasa bebas untuk memilih namun
manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut.
Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat
berikut, “Hiduplah seolah-olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak
salah untuk pertama kalinya kira-kira demikian anda bertindak sekarang.”
D. Tujuan Legoterapi
Logoterapi mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah agar tiap-tiap
pribadi :
1. memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal
ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya
2. menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan
diabaikan bahkan terlupakan
3. memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan
untuk mamp[u tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar
mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.
Sumber :
http://bk2099.files.wordpress.com/2010/victor-frankl.ppt
Subscribe to:
Posts (Atom)