Monday, April 22, 2013

ANALISIS TRANSAKSIONAL

A.    Pengertian Analisis Transaksional
Analisis Transaksional adalah salah satu pendekatan psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. Analisis Transaksional dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.
Teori analisis transaksional merupakan karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme. Teori analisis transaksional merupakan teori terapi yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu-ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar. Analisis Transaksional berakar dalam suatu filsafat anti deterministik yang memandang bahwa kehidupan manusia bukanlah suatu yang sudah ditentukan. Analisis Transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusan pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil. AT dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok.
     Analisis Transaksional (AT) lebih menekankan pada aspek kognitif, rasional dan behavioral tentang kepribadian serta berorientasi pada peningkatan kesadaran sehingga klien akan mampu membuat keputusan-keputusan dan rencana baru bagi kehidupannya. Secara keseluruhan dasar filosofis Analisis Transaksional bermula dari asumsi bahwa semuanya baik artinya bahwa setiap perilaku individu mempunyai dasar menyenangkan dan mempunyai potensi serta keinginan untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri.
     Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Dalam komunikasi antarpribadi pun dikenal transaksi, yang dipertukarkan adalah pesan-pesan baik verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional sebenarnya bertujuan untuk mengkaji secara mendalam proses transaksi (siapa-siapa yang terlibat di dalamnya dan pesan apa yang dipertukarkan).
     Dalam mengembangkan pendekatan ini Eric Berne menggunakan berbagai bentuk permainan antar orang tua, orang dewasa, dan anak. Dalam eksperimen yang dilakukan Berne mencoba meneliti dan menjelaskan bagaimana status ego anak, orang dewasa, dan orang tua dalam interaksi satu sama lain, serta bagaimana gejala hubungan interpersonal ini muncul dalam berbagai bidang kehidupan seperti misalnya dalam keluarga, dalam pekerjaan, dalam sekolah, dan sebagainya.
B.    Pandangan Tentang Manusia
Pandangan analisis transaksional tentang hakekat manusia ialah pada dasarnya manusia mempunyai keinginan atau dorongan-dorongan untuk memperoleh sentuhan atau “stroke”. Sentuhan ini ada yang bersifat jasmaniah dan rohaniah serta yang berbentuk verbal dan fisik. Yang menjadi keperibadian seseorang ialah bagaimana individu memperoleh sentuhan melalaui transaksi. Penampilan kepribadian seseorang terbentuk dari naskah hidup seseorang yang telah terbentuk sejak usia muda.
Analisis transaksional meyakini pada diri individu terdapat unsur-unsur  kepribadian yang terstruktur dan itu  merupakan satu kesatuan yang disebut dengan “ego state”. Adapun unsur kepribadian itu terdiri dari:
1.    Ego state child
Pernyataan ego dengan ciri kepribadian anak-anak seperti bersifat manja, riang, lincah dan rewel. Tiga bagian dari ego state child ini ialah: 
a)   Adapted child (kekanak-kanakan)
Unsur ini kurang baik ditampilkan saat komunikasi karena banyak orang tidak menyukai dan hal ini menujukkan ketidak matangan dalam sentuhan.
b)   Natural child (anak yang alamiah)
Natural child ini banyak disenangi oleh orang lain karena sifatnya yang alamiah dan tidak dibuat-buat serta tidak berpura-pura, dan kebanyakan orang senang pada saat terjadinya transaksi.
c)    Little professor
Unsur ini ditampilkan oleh seseorang untuk membuat suasana riang gembira dan menyenangkan padahal apapun yang dilakukannya itu tidaklah menunjukkan kebenaran.
2.    Ego state parent
Ciri kepribadian yang diwarnai oleh siafat banyak menasehati, memerintah dan menunjukkan kekuasaannya. Ego state parent ini terbagi dua yaitu:
a)    Critical parent
Bagian ini dinilai sebagai bagian kepriadian yang kurang baik, seperti menujukkan sifat judes, cerewet, dll.
b)   Nurturing parent
Penampilan ego state seperti ini baik seperti merawat dan lain sebagianya.
3.    Ego state adult
Berorientasi kepada fakta dan selalu diwarnai pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana.
   Dengan demikian untuk kita ketahui bahwa dalam tiap individu ego state yang tiga diatas berbeda-beda kadarnya dalam diri setiap individu. Berapa banyak ego state yang ada dalam individu akan mempengaruhi tingkah laku orang tersebut.
Berdasarkan keberadaan ego state terdapat tiga komposisi yang ada dalam diri individu adalah:
1.  Ego state normal
Sesuai dengan situasi dan kondisi dimana orang itu berada. Penampilan ego state yang normal ini dapat dilihat dalam suasana yang serius.
2.  Ego state kaku
Ego state yang ditmpilaknnya tidak berbeda tetapi hanya satu saja.
3.  Ego state cair
Tidak ada batasan antara penampilan ego state yang satu dengan yang lain.
C.     Teknik-teknik Konseling
Teknik konseling yang digunakan dalam AT adalah :
1. Permission
Memperbolehkan klien melakukan apa yang tidak boleh dilakukan oleh orang tuanya
2. Protection
Melindungi klien dari ketakutan karena klien disuruh melanggar terhadap peraturan orang tuanya.
3. Potency
Mendorong klien untuk menjauhkan diri klien dari injuction yang diberikan orang tuanya.
4. Operation
a) Interrogation
Mengkonfrontasikan kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada diri klien sehingganya berkembang  respon adult dalam dirinya.
b) Specification
Mengkhususkan hal-hal yang dibicarakan sehingganya klien paham tentang ego statenya.
c) Confrontation
Menunjukkan  kesenjangan atau ketidak beresan pada diri klien
d) Explanation
Transaksi adult-adult yang terjadi antara konselor dengan klien untuk menejlaskan mengapa hal ini terjadi (konselor mengajar klien)
e) Illustration
Memberikan contoh pengajaran kepada klien agar ego statenya digunakan  secara tepat.  
f) Confirmation
Mendorong klien untuk bekerja lebih keras lagi.
g) Interpretation
Membantu klien menyadari latar belakang dari tingkah lakunya
h) Crystallization
Menjelaskan kepada klien bahwasanya klien sudah boleh mengikuti games untuk mendapatkan stroke yang diperlukannya.

D. Kekurangan dan Kelebihan AT
1. AT Mengharapkan dan mendorong klien untuk hubungan diluar ruangan konseling untuk mengubah prilaku yang salah.
2. Perilaku klien disini dan sekarang merupakan cara untuk membawa perbaikan kilen.
3. Penekanan pada pengalaman kini dan lingkungan sosial.
4. Metode kontak dalam AT membuat klien untuk memiliki tanggung jawab pribadi yang besar  atas dari pengalaman konseling).
5. Mengajari klien untuk menyadari susunan permainan.
6. Klien merupakan peluang untuk mencari cara membebaskan diri dan tingkah laku yang memanipulatif kepada tingkah laku yang efektif.


Sumber :
http://id.scribd.com/doc/97424921/Analisis-transaksional-makalah  
http://www.vievie-28.web.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82:pendekatan-konseling-analisis-transaksional&catid=1:latest-news
http://counselingcare.blogspot.com/2012/06/konseling-analisis-transaksional.html


No comments:

Post a Comment