Wednesday, March 2, 2011

Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu pengetahuan merupakan hasil usaha manusia untuk memecahkan misteri yang tersebar di alam raya. Konon, usaha ini sudah mulai dilakukan sejak zaman sebelum Socrates (seorang filsuf besar yang tinggal di Yunani). Memang, perkembangan ilmu pengetahuan alam tidak dapat dilepaskan dari kegiatan berfilsafatnya manusia.

Sebelum Socrates
Sejak zaman sebelum Socrates, para filsuf banyak membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan asal-usul alam raya. Awalnya, kegiatan ini dilakukan karena adanya kekaguman dan keingintahuan manusia terhadap segala hal yang mereka lihat dalam hidupnya.
Arche atau asal muasal menjadi fokus utama perdebatan para filsuf sebelum datangnya Socrates. Bisa dibilang bahwa kegiatan ini menjadi cikal bakal dari perkembangan ilmu pengetahuan alam yang ada di dunia ini. Sebut saja Phytagoras, seorang filsuf dan juga ahli matematika menyatakan bahwa alam ini tersusun dari angka-angka.

Kehidupan Yunani Dikuasai Mitos
Alam kehidupan Yunani memang sangat dikuasai oleh mitos-mitos. Banyak dewa yang dihubungkan dengan segala fenomena alam yang terjadi pada saat itu. Baik fenomena alam yang menguntungkan maupun yang merugikan. Bagi kaum filsuf, keberadaan dewa hanyalah imajinasi atau proyeksi atas kelemahan manusia.
Mereka percaya bahwa manusia mampu menjawab teka-teki alam ini menggunakan akal mereka. Di sanalah, ilmu pengetahuan alam mulai berdiri, di atas rasio akal manusia, dan meninggalkan segala macam mitos yang tidak berguna.

Copernicus
Memasuki abad pertengahan, ketika kekuasaan gereja sangat besar, ilmu pengetahuan seolah beristirahat dari aktivitasnya. Segala hal yang bertentangan dengan Tuhan dan kekuasaan-Nya cepat-cepat disingkirakan oleh gereja. Ilmu pengetahuan alam dan filsafat pun dianggap memasuki masa kegelapan pada saat itu.
Usaha keras dilakukan pula oleh Copernicus, seorang fisikawan yang berani menentang pemikiran gereja. Ia menolak argumen gereja yang menyatakan bahwa pusat jagat raya adalah bumi. Menurutnya, pusat jagat raya adalah matahari. Usaha Copernicus ini menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan alam.
Bagi Karl Popper, apa yang dilakukan Copernicus adalah revolusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam. Copernicus telah membuka jalan besar bagi manusia untuk terus berusaha dalam membuka tabir yang ada di alam raya. Konon, Copernicus dianggap sebagai Bapak Fisika Modern generasi awal sebelum disusul oleh Isaac Newton.

Fisika Modern
Ilmu pengetahuan alam atau yang lebih populer dengan sebuatan sains ditandai dengan munculnya fisika modern sebagai tonggak ilmu pengetahuan. Sains modern ini menolak seluruh argumen yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya melalui eksperimental. Adalah perkataan sia-sia bagi mereka jika suatu pernyataan tidak dapat terbukti benar atau salahnya.
Persis apa yang disampaikan August Comte bahwa perkembangan manusia akan berujung pada puncak ilmu pengetahuan. Mitos, filsafat, dan agama, menjadi tergeser argumen-argumennya dan manusia akan sampai pada suatu masa ketika ilmu pengetahuan alam menjadi yang sangat berperan.

Newton dan Einstein
Dua nama tersebut bukanlah tokoh asing yang ada dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam. Newton (1643-1727) adalah seorang fisikawan yang terkenal dengan beberapa teori yang ia cetuskan. Misalnya, teori mekanika, optik, atau yang lebih populer tentang gravitasi Newton. Sementara Einstein (1879-1955), lebih terkenal dengan teori relativitasnya.
Di antara keduanya, terdapat perbedaan penjelasan mengenai teori gravitasi. Menurut Newton, gravitasi terjadi karena adanya gaya tarik bumi, sedangkan Einsten menjelaskan bahwa gravitasi terjadi karena ruang dan waktu melengkung.
Untuk memahami penjelasan Newton, Anda dapat melakukan simulasi sederhana. Ambil satu buah semangka. Kemudian, belah rata menjadi dua bagian. Anda akan melihat titik pusat buah semangka itu. Di sanalah, menurut Newton pusat gaya tarik bumi berada. Setiap benda yang jatuh di bumi akan ditarik oleh satu kekuatan menuju pusat bumi. Begitulah cara kerja gravitasi berlangsung.
Menurut Einstein, gravitasi terjadi karena ruang dan waktu melengkung. Mari kita melakukan simulasi sederhana lagi. Bentangkan sebuah kain sarung dan letakkan buah semangka tepat di tengahnya. Kain sarung diibaratkan sebagi ruang dan waktu, sedangkan semangka sebagai bumi.
Angkat ujung sarung (oleh dua orang) secara bersamaan. Maka, Anda akan melihat bagian sarung yang terkena beban semangka menjadi melengkung sesuai dengan bentuk semangka itu. Menurut penjelasan Enstein, gravitasi yang menyebabkan setiap benda akan jatuh ke bawah disebabkan adanya lengkungan ruang dan waktu.
Perbedaan penjelasan dalam dunia sains mengenai suatu peristiwa memang hal wajar. Terkadang, dari perbedaan itulah, ilmu pengetahuan alam terus berkembang. Namun, yang menjadi ciri utama pengetahuan alam adalah sifat dan usaha mereka yang selalu mengarah pada tujuan objektif. Tujuan objektif adalah tujuan yang dilandasi metodologi, eksperimen, dan pembuktian ilmiah.
Kini, ilmu pengetahuan alam terus berkembang dengan berbagai cabang masing-masing.


No comments:

Post a Comment