Wednesday, May 25, 2011

diam

dalam diam aku bersuara
dalam diam aku memerdu lagu
dalam diam aku bernada
dalam diam aku berirama
kadang juga, dalam diam aku menangis, aku berontak atau bahkan mengerang
tapi dalam diam, tak jarang juga aku temukan teman paling mendamaikan





190511

Friday, May 20, 2011

s e k e d a r

semalem lo hadir, lo nemuin gue.. ga biasa-biasanya!
haha! ngapain? tumben! padahal lagi ga kepikiran lo sama sekali!!
hihihi...

barusan, jadi pengen basketan.. haha, jadi inget bibi!!

barusan juga gue nemuin Dia, mata gue agak basah! jangan ge-er lo! gue berdo'a buat lo! cuma itu sekarang yang bisa gue lakuin!

semoga kapan-kapan kita ketemu lagi! gue percaya!

:')

Tuesday, May 17, 2011

CHARLES FRANCIS RICHTER


 Nama lengkapnya adalah Charles Francis Richter. Ia adalah ahli seismologi dari Amerika Serikat. Dilahirkan di sebuah peternakan di Ohio, Amerika Serikat, pada 26 April 1900. Pada usia relatif muda, 16 tahun, bersama ibunya ia pindah ke Los Angeles, California. Di kota inilah Richter menjalani pendidikan seismologi di University of Southern California (1916-1917). Setelah itu, ia pindah ke Standford University untuk belajar fisika teori dan lulus tahun 1920. Di almamater pertamanya, tahun 1927 ia bekerja di laboratorium seismologi di Pasadena, California. Setahun kemudian ia menikah dengan Lilian Brand.

Di tahun 1928, Richter meraih doktor dari Universitas California Institute of Technology (Caltech). Di universitas inilah Richter mencapai ketenaran. Di Caltech pula, bersama Beno Guetenburg, pada tahun 1935 Richter mengembangkan suatu cara untuk mengukur besaran gempa bumi, yakni apa yang kemudian dikenal dengan skala richter. Yaitu berdasarkan besarnya amplitudo gempa bumi yang terekam oleh alat seismometer tipe Wood-Anderson pada jarak tertentu dari sumber gempa. Prinsipnya, besarnya skala magnitudo gempa berbanding lurus dengan besar amplitudo dan berbanding terbalik dengan jarak alat ke sumber gempa.

Skala richter menguraikan kekuatan gempa bumi dengan angka-angka pada kisaran antara 0 - 9. Artinya, angka 9, seperti yang terjadi pada gempa bumi yang menyebabkan tsunami di Aceh pada tanggal 26 Desember 2004, merupakan angka tertinggi dan jarang terjadi.

Meski pada mulanya, di tahun 1930-an, belum pernah terjadi gempa bumi berkekuatan lebih besar dari magnitudo 8,9, skala tersebut hingga sekarang masih digunakan. Angka magnitudo gempa diperoleh dengan mengukur amplitudo terbesar dalam mikron ( 10-6 m = 10 pangkat minus enam) pada seismogram. Jarak seismograf dirancang dengan standar sejauh 100 km dari pusat gempa. Dari situ diperoleh logaritma gempa.

Selain membuat skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan suatu gempa, Richter juga menuliskan buku teks untuk seismik. Antara lain Elementary Seismology (195 8) dan Seismicity of The Earth (1954) yang dituliskan bersama koleganya, Beno Gutenberg. Bersama Frank Presso, Beno Gutenburg, dan Hugo Benioff–tiga ilmuwan dan ahli seismologi dari California Institute of Technology (Caltech), Amerika Serikat–Richter dikenal sebagai Bapak Seismologi (The Fathers of Seismology).

Richter mengaku bahwa skala yang ia kembangkan didapat secara tak sengaja ketika sedang mengerjakan tugas doktoral untuk fisika teori di bawah Dr. Robert Millikan. Akhirnya di sanalah ia mendapatkan data-data yang dijadikannya dalam penentuan skala richter yang legendaris itu. Pada mulanya skala richter digunakan untuk mengukur kekuatan relatif gempa bumi di California. Kini, skala itu (dalam bentuk yang sudah dimodifikasi) digunakan untuk mengukur gempa bumi di seluruh dunia.

Richter memang bukan orang pertama yang membuat skala penentuan besaran kekuatan gempa. Sebelumnya sudah ada Giuseppe Mercalli, ilmuwan asal Italia, yang mempelajari gunung api dan menciptakan skala mercalli. Pada skala mercalli, intensitas gempa bumi diukur dengan skala yang terdiri dari 12 poin. Skala Mercalli ini mengukur suatu gempa bumi dari laporan orang-orang yang melihat kerusakan dan mewawancarai mereka yang selamat. Karena itu, skala mercalli sangat subjektif dan tidak seakurat skala richter sehingga untuk mengukur kekuatan gempa hingga kini tetap digunakan skala richter. Sejak tahun 1960-an juga mulai diperkenalkan skala moment magnitude yang lebih akurat.

Jauh sebelum Richter lahir, sebuah prototipe skala gempa dengan skala kerusakan 10 tingkat, telah dikembangkan Rossi dan Forel tahun 1883. Setelah itu, pada tahun 1897 muncul pula skala mercalli—saat itu masih menggunakan skala yang sama dengan Rossi dan Forel, 10 tingkatan. Cancani pada tahun 1904 lebih mengembangkan lagi kisaran skala menjadi 12 angka. Setelah itu, Sieberg melanjutkan dengan menganalisis efek dan deskripsi kerusakan bangunan dan menjadikannya diterima sebagai skema internasional pada 1917. Sejak saat itulah, skala tersebut dinamakan skala mercalli-cancani-sieberg dan digunakan di seluruh dunia. Namun, sejak 1964, para ahli lebih banyak menggunakan skala mercalli yang sudah diperbaharui.

Skala gempa juga dibuat bangsa Jepang. Karena posisi dan kondisi geologinya, negeri tersebut sering dilanda gempa yang merusak. Tak heran jika kemudian para ahli gempa Jepang secara kreatif menciptakan skala gempa tersendiri, yang berbeda dengan skala gempa mercalli. Tahun 1900 muncul skala Omori yang mengukur kekuatan gempa pada tujuh tingkat kerusakan. Namun, skala tersebut kemudian dimodifikasi menjadi hanya enam tingkat saja. Skala Omori mengukur gempa berdasarkan tingkat kerusakannya. Angka satu untuk mengukur gempa yang terlihat jelas, namun tak berbahaya. Sementara angka enam untuk mengukur gempa yang bersifat merusak.

Richter meninggal dunia di Pasadena, California, AS, pada tanggal 30 September 1985. Meski sudah tiada, nama dan jasanya akan tetap dikenang orang. 


Sumber : http://bacabiografi.blogspot.com/2011/05/biografi-charles-francis-richter.html
              http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Richter

CAI LUN


Cai Lun (Hanzi: 蔡倫, simplify 蔡伦 , pinyin: Cài Lún, Wade-Giles: Ts’ai Lun) ialah penemu kertas berkebangsaan Tionghoa yang hidup di zaman Dinasti Han, abad ke-1 - abad ke-2 Masehi. Lahir di Guiyang (sekarang di wilayah provinsi Hunan), ia bernama lengkap Cai Jingzhong (sering pula dipanggil Jingzhong ((敬仲)), ia adalah seorang kasim.


 Ia membuat kertas dari kulit kayu murbei. Bagian dalamnya direndam di air dan dipukul-pukul sehingga seratnya lepas. Bersama dengan kulit, direndam juga bahan rami, kain bekas, dan jala ikan. Setelah menjadi bubur, bahan ini ditekan hingga tipis dan dijemur. Lalu jadilah kertas yang mutunya masih belum sebagus sekarang. 


 Penggunaan kertas meluas di seluruh cina pada abad ke-2, dan dalam beberapa abad saja Cina sudah sanggup mengekspor kertas ke Negara-negara asia. Lama sekali Cina merahasiakan cara pembikinan kertas ini. Namun pada tahun 750, beberapa tenaga ahli pembikin kertas tertawan oleh orang-orang Arab sehingga dalam tempo singkat kertas sudah di produksi di Bagdad dan Sarmarkand. Teknik pembikinan kertas menyebar keseluruh dunia Arab dan baru di abad ke-12 orang-orang eropa belajar teknik ini. Sesudah itulah pemakaian kertas mulai berkembang luas dan mengganti kedudukan kulit kambing sebagai sarana tulis menulis di barat.

         Tak banyak catatan tentang Cai Lun, selain ada yang menyebutnya orang kasim. Ia adalah seorang pegawai negara pada pengadilan kekaisaran. Pada tahun 105 M ia mempersembahkan contoh kertas pada Kaisar Han Hedi. Catatan tentang penemuan kertas ini terdapat dalam penulisan sejarah resmi Dinasti Han.
Konon kaisar amat girang atas penemuan Cai Lun, dan Cai Lun pun naik pangkat, mendapat gelar kebangsawanan dan menjadi cukong. Namun belakangan ia terlibat dalam komplotan anti istana yang membuatnya disepak dari kerajaan. Menurut naskah Tionghoa, setelah disepak Cai Lun mandi bersih, mengenakan pakaian terindahnya, lantas meneguk racun.


Sumber : http://tokohdunia.wordpress.com/2008/07/20/ts%E2%80%99ai-lun/#more-8
              http://id.wikipedia.org/wiki/Cai_Lun

Monday, May 16, 2011

PADA SUATU SORE DI BULAN MEI

ketika orang berkata a, aku tidak malu untuk berkata z.. ketika semua orang berada di utara, aku tak 'kan takut untuk sendiri berada di selatan. ketika orang menganggapku apa, aku tak 'kan peduli! bagiku, jika ada seribu orang memakan bangkai, aku rela diasingkan hanya karena aku menolak untuk ikut juga memakannya!

ah! setiap pribadi itu unik! aku kasihan pada mereka yang hanya mampu memandang dengan sebelah matanya untuk menilai sekelilingnya! bagiku, orang seperti mereka hanya akan terkurung dalam dunianya! ya, dunianya! dunia sempit yang penuh kesinisan!

aku mempunyai kebebasan untuk bersuara! pun juga kebebasan untuk berekspresi! jangan pernah atur hidupku! biarkan aku menjadi diriku sendiri!

Saturday, May 14, 2011

malam hari pada 130511

mungkin aku pohon yang kehilangan akar
mungkin aku buah yang kehilangan rasanya
mungkin aku bola basket yang sudah tak pernah lagi bertemu ring
mungkin aku daun yang tak pernah lagi terkena sinar matahari
mungkin aku pagi yang tak berembun
mungkin aku malam yang tiada di temani bintang dan rembulan
atau mungkin juga.. aku seperti jam yang kehilangan detiknya

Sunday, May 1, 2011

SAJAK PUTIH

bersandar pada tali warna pelangi
sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
meriak muka air kolam jiwa
dan dalam dadaku memerdu lagu
menarik menari seluruh aku